Nama : Dian Wahyudin
NPM : 23414006
Kelas : 2IC08
KARENA SURGA
ITU MANIS
Jika
ditanyakan kepada manusia, pilih surga atau neraka? Dengan informasi yang
seadanya, dengan bekal informasi bahwa surga itu nikmat dan neraka itu
menyeramkan, maka dengan lantang pasti akan memilih surga. Tapi, tahukah kita bahwa
jalan menuju surga itu sulit dan jalan menuju neraka begitu mudah?
Dari
Abu Hurairah ra., sesungguhnya Rasulullah saw. Bersabda (yang artinya): “Ketika
Allah menciptakan surga, Dia berfirman kepada Jibril, ‘Pergi dan lihatlah
(surga itu)’. Jibril pun pergi untuk melihatnya. Jibril kembali seraya berkata,
‘Tuhanku, demi keperkasaanMu, tidak seorang pun mendengar (tentang surga itu)
kecuali dia (ingin) memasukinya’. Kemudian Allah Swt. mengelilingi (surga)
dengan kesulitan-kesulitan (untuk mencapainya) dan berfirman kepada Jibril,
‘Wahai Jibril! Pergi (lalu) lihatlah (surga itu)’. Jibril pun pergi untuk
melihatnya. (Jibril) kembali seraya berkata, ‘Tuhanku, demi keperkasaanMu,
sungguh aku khawatir tidak seorang pun yang (dapat) memasukinya’.”
Rasulullah
saw. juga bersabda: “Tatkala Allah Ta’ala menciptakan neraka, Dia berfirman,
‘Wahai Jibril! Pergi (lalu) lihatlah (neraka itu)’. Jibril pun pergi untuk
melihatnya. (Jibril) kembali seraya berkata, ‘Wahai Tuhanku, demi keperkasaanMu
dan kemuliaanMu, tidak seorang pun mendengar (tentang neraka itu) kecuai ia
tidak berkeinginan untuk memasukinya’. Kemudian Allah Swt. mengelilingi (neraka
itu) dengan keinginan-keinginan syahwati dan berfirman kepada Jibril, ‘Wahai
Jibril! Pergi dan lihatlah neraka itu’. Jibril pun pergi untuk melihatnya.
Kemudian ia kembali dan berkata, ‘Wahai Tuhanku, demi keperkasaanMu dan
kemualiaanMu, sungguh aku khawatir bahwa tidak akan tersisa seorang pun kecuali
akan memasukinya’.” (dalam penjelasan kitab Sunan Abu Daud, hlm. 13-14)
Selama
hidup adalah ujian
Surga
dan neraka adalah ganjaran bagi manusia sesuai dengan perbuatan atau amalannya
selama di dunia. Bro en Sis, di sekolah atau di tempat kerja kita bisa
berprestasi dalam belajar dan karir kita. Mereka yang berprestasi akan diganjar
dengan berbagai macam penghargaan dan fasilitas yang baik. Allah Swt.
menjadikan surga sebagai ganjaran bagi manusia yang bertakwa, dan neraka
menjadi ganjaran yang pas bagi manusia yang membangkang perintahNya. Dan, perlu
ditekankan bahwa hidup di dunia ini setiap detiknya adalah ujian. Ujian yang
hasilnya akan dipertanggung-jawabkan di hadapan Allah kelak di akhirat. Itu
artinya, setiap hari kita harus menerima dan mengatasi berbagai ujian yang
diberikan oleh Allah Swt.
Jangan
bayangkan bahwa ujian selalu hal yang pasti sulit dan menderita, adakalanya
ujian yang diberikan Allah Ta’ala justru kita rasakan sebagai nikmat dan
istimewa. Memang benar, ujian yang mendera kita berupa rasa sakit dan kesulitan
ekonomi seringkali membuat kita harus lebih banyak bersabar dan berdoa untuk
tidak terjerumus ke dalam kemaksiatan dan kekafiran. Tapi, jangan bayangkan
pula jika kita diberikan kesehatan, kekayaan dan kekuasaan adalah semata
sebagai kebahagiaan, karena sejatinya itu juga merupakan ujian dari Allah.
Nikmat
kesehatan yang diberikan Allah Swt itu apakah akan mengantarkan kita untuk
bersyukur atau malah sebaliknya, untuk ingkar kepada Allah? Nikmat kekayaan dan
kekuasaan yang kita rasakan, apakah akan membuat kita bersyukur atau malah
sombong dan dengan bebas menggunakan harta yang kita miliki untuk suka-suka
tanpa aturan syariat Islam? Dengan kenyataan seperti ini, maka pantas jika
kesehatan, kekayaan dan kekuasaan pun termasuk bagian dari ujian yang Allah
berikan. Bergantung manusianya, apakah akan bersyukur atau malah kufur. Firman
Allah Swt. (yang artinya): “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan
menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmatKu), maka
sesungguhnya azabKu sangat pedih.” (QS Ibrahim [14]: 7)
Memang
banyak orang yang tak tahan dengan penyakit yang diderita dan kemiskinan yang
mendera mereka sehingga mengambil jalan pintas untuk bunuh diri demi mengakhiri
hidupnya yang menanggung rasa sakit yang berat, atau tega berbuat maksiat
dengan cara menjarah harta yang bukan miliknya demi memenuhi kehidupan
ekenominya yang tak kunjung menunjukkan grafik yang meningkat
Begitu
pun bagi sebagian dari kita banyak yang tidak tahan menghadapi ujian berupa
kesehatan, harta yang banyak dan juga kekuasaan. Jangan-jangan, kesehatan tubuh
dan kekuasaan ternyata malah membuat kita merasa sombong, sebagaimana halnya
dengan Fir’aun yang menganggap dirinya sebagai Tuhan, karena selama hidupnya
memang dia nyaris tak pernah sakit berat ditambah pula dia memang punya tahta
dan harta. Klop. Fir’aun jadi sombong. Sehingga ketika Musa mengajaknya untuk
beriman kepada Allah, Fir’aun malah mendustakannya dan bahkan mendurhakainya.
Allah Swt membeberkan kisah ini dalam firmanNya (yang artinya): “dan katakanlah
(kepada Fir’aun): “Adakah keinginan bagimu untuk membersihkan diri (dari
kesesatan)”. Dan kamu akan kupimpin ke jalan Tuhanmu agar supaya kamu takut
kepadaNya?”. Lalu Musa memperlihatkan kepadanya mukjizat yang besar. Tetapi
Fir’aun mendustakan dan mendurhakai. Kemudian dia berpaling seraya berusaha menantang
(Musa). Maka dia mengumpulkan (pembesar-pembesarnya) lalu berseru memanggil
kaumnya. (Seraya) berkata: “Akulah tuhanmu yang paling tinggi”. Maka Allah
mengazabnya dengan azab di akhirat dan azab di dunia. Sesungguhnya pada yang
demikian itu terdapat pelajaran bagi orang yang takut (kepada Tuhannya).” (QS
an-Naazi’aat [79]: 18-26)
Ini
kian meneguhkan bahwa selama kita masih hidup, ujian akan datang menghampiri
kita selama itu. Karena hidup itu sendiri adalah ujian. Tinggal bagaimana kita
menyikapinya dan menjadikan kehidupan ini lebih bermakna berlandaskan keimanan
kepada Allah Swt. Dzat yang telah menciptakan kita dan seluruh alam ini,
termasuk surga dan neraka.
Itu
sebabnya, jika kita ingin masuk surga, ada jalan yang harus kita lalui. Meski
banyak rintangan, bukan berarti kita mundur untuk melaluinya. Karena surga
begitu manis. Jangan pula tergoda memilih jalan yang bertabur syahwat meski itu
sangat menyenangkan, karena pada akhirnya akan mengantarkan kita menuju neraka.
Semua sudah dalam kekuasaan kita, apakah lebih memilih untuk masuk surga atau
neraka. Dengan adanya pilihan tempat kembali di akhirat kelak, ini membuktikan
bahwa dunia ini memang ujian dan Allah Swt. hanya akan memberikan tempat yang
layak kepada mereka yang berhasil mengikuti petunjukNya. Sebaliknya Allah akan
memberikan tempat yang buruk, yakni neraka bagi siapa saja yang menentangNya
dan mendurhakaiNya.
Dalam
Shahih Bukhari dan Shahih Muslim disebutkan hadist yang diriwayatkan Abu Said
al-Khudri ra bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Surga dan neraka mengajukan
protes. Surga berkata, ‘Ya Tuhanku, kenapa yang masuk ke dalam surga hanya
orang-orang yang lemah dan orang-orang kelas gembel?’ Neraka berkata, ‘Ya
Tuhanku, kenapa yang masuk ke dalam neraka ini hanya orang-orang yang kejam dan
sombong?’ Allah berkata, ‘Surga, engkau adalah rahmatKu yang Aku berikan
denganmu siapa saja yang Aku kehendaki. Dan neraka, engkau adalah siksaKu yang
Aku berikan denganmu siapa saja yang Aku kehendaki. Setiap masing-masing dari
kalian mempunyai penghuni’.” (Ibnu Qayyim al-Jauziyah, Tamasya ke Surga, hlm.
15)
Kumpulkan
pahala berharap surga
Surga
adalah tempat yang eksklusif alias hanya disediakan dan diperuntukkan bagi
orang-orang yang beriman dan beramal shalih. Tidak semua manusia bisa masuk ke
surga. Itu artinya, untuk mendapatkan ‘tiket’ ke surga harus mengikuti syarat
dan ketentuan yang telah ditetapkan oleh Allah Swt. Sang Pemilik surga itu
sendiri. Dan, tentunya Allah Swt. juga berhak dan berkuasa penuh untuk
memasukkan manusia ke dalam neraka. Jangan khawatir, Allah Swt. tak mungkin
salah dalam mengkalkulasi amalan kita. Catet, Bro.
Bro
en Sis, ketika begitu banyak informasi tentang keindahan dan kenikmatan yang
ditawarkan surga sebagaimana janji Allah bagi hamba-hambaNya yang beriman,
pantas bagi kita untuk segera dengan semangat menjadi pribadi-pribadi yang
terbaik dalam iman, ilmu dan amal shalih. Tentu, agar Allah Swt. sayang dan
cinta kepada kita semua dan memasukan kita ke dalam surgaNya. Insya Allah.
Kita
berharap, berdoa, dan berusaha sekuat mungkin agar kita bisa meretas jalan
menuju surga dengan mudah dan sukses. Semoga Allah Swt. menanamkan keimanan dan
ketakwaan yang kokoh dalam diri kita sebagaimana yang Allah berikan kepada
Muhammad saw. dan para sahabatnya. Semoga Allah menancapkan keberanian yang
hebat dalam membela Islam sebagaimana telah Allah tancapkan keberanian membela
Islam kepada para pejuang Perang Badar. Semoga Allah memberikan kemenangan
kepada dakwah Islam yang kita gelorakan saat ini, sebagaimana kemenangan yang
telah Allah berikan kepada Muhammad saw. dan para sahabatnya di setiap
peperangan yang dimenangkannya.
Semoga
kita menjadi hamba-hambaNya yang pandai bersyukur dan senantiasa gemar
melakukan amal shalih. Semua manusia menginginkan surga jika kenikmatannya
begitu luas, indah, dan menyenangkan. Tapi, hanya manusia pilihan saja yang
bisa meraihnya. Semoga kita adalah manusia pilihan Allah yang bisa menikmati
surgaNya. Amin.
Yuk,
sebagai anak yang aktif ngaji dan aktif dakwah wajar dong inginkan surga.
Karena itu adalah memang janji Allah Swt. untuk mereka yang beriman dan beramal
shalih ketika di dunia. Meski kini kehidupan yang kita jalani pahit terasa,
insya Allah pada akhirnya akan berbuah manis. Semangat,Bro! [solihin: osolihin@gaulislam.com]
Referensi :